14 ADAB BERBICARA DALAM ISLAM
14 ADAB BERBICARA DALAM ISLAM
1. Berfikir Sebelum Berbicara
"Lisan orang yang berakal muncul dari balik hati nuraninya. Maka ketika hendak berbicara, terlebih dahulu ia kembali pada nuraninya. Apabila ada manfaat baginya, ia berbiacara dan apabila dapat berbahaya, ia berbicara sesuai apa saja yang ia mau."
(HR.Bukhari-Muslim)
2. Berbicara dengan Jelas dan tidak Bertele-tele
"Bawasanya perkataan Rasulullah SAW itu selalu jelas sehingga bisa di pahami oleh semua yang mendengar." (HR. Abu Daud)
3. Tidak Mengucapkan Kebhatilan
"Sesunggunya seseorang hamba mengucapkan satu kata yang diridhaai Allah SWT yang ia tidak mengira yang akan mendapatkan demikian sehingga dicatat oleh Allah SWT keridhaan-Nya bagi orang tersebut sampai nanti hari kiamat. Dan seorang lelaki mengucapkan satu kata yang dimurkai Allah SWT yang tidak dikiranya akan demikian, maka Allah SWT mencatatanya yang demikian itu sampai hari kiamat."
(HR.Tirmidzi)
4. Tidak Berkata Keji dan mencela
"Bukanlah seorang mukmin jika suka mencela, melaknat dan berkata-kata keji." (HR.Tirmidzi)
5. Tidak Sombong dan Banyak Bicara
"Dan sesungguhnya manusia yang paling aku benci dan yang paling jauh dariku di hari kiamat kelak adalah orang yang banyak bicara, orang yang berpura-pura fasih dan orang-orang yang mutafaiqun."
Para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, apa arti mutafaiqun".Nabi Menjawab: "Orang-orang yang Sombong". (HR.At-Tirmdzi)
6. Menghindari Dusta
"Tanda-tanda munafik itu ada 3, jika ia berbicara berdusta, jika ia berjanji mengingkari dan jika diberi amanah ia khianat."
(HR.Bukhari)
7. Menghindari Ghibah, (Menceritakan Aib Orang Lain, dan Panggilan yang Buruk)
"Ghibah ialah engkau menceritakan saudaramu tentang sesuatu yang ia benci."
Sipenanyakembali bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah pendapatmu bila apa yang diceritakan itu benar ada padanya ?" Rasulullah SAW menjawab, "Kalau memang benar ada padanya, itu ghibah namanya. Jika tidak benar, berarti engkau telah berbuat buhtan (mengada-ada)." (HR. Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad)
8. Meminimalisir Canda dan Tawa
"Canda dan tawa itu memang penting sebagai penyegar dalam kehidupan manusia. Hanya saja Allah SWT tidak menyukai canda dan tawa yang berlebihan. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya seburuk-buruk orang disisi Allah SWT di hari Kiamat kelak ialah orang yang suka membuat manusia tertawa." (HR. Bukhari)
9. Menjauhi Perdebatan Sengit
"Aku jamin rumah didasar surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah ditengah surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah di puncak surga bagi yang baik akhlaqnya."
(HR. Abu Daud)
10. Mengulangi Kata-kata Yang Penting
Anas ra telah berkata : "adalah Rasulullah SAW jika berbicara maka beliau mengulangi sampai tiga kali sehingga semua yang mendengarkannya menjadi paham, dan apabila Rasulullah SAW mendatangi rumah seseorang maka ia pun mengucapkan salam sebanyak tiga kali." (HR. Bukhari)
11. Berhati-hati dan Adil Dalam Memuji
"Berdiri seseorang memuji seorang pejabat di depan Miqdad bin Aswad secara berlebih-lebihan, maka Miqdad mengambil pasir dan menaburkannya di wajah orang itu, lalu berkata : Nabi SAW memerintahkan kami untuk menaburkan pasir di wajah orang yang gemar memuji." (HR. Muslim)
12. Berbicaralah Dengan Tenang
Aisyah ra berkata : "Sesungguhnya Nabi SAW apabila membicarakan suatu pembicaraan, sekiranya ada orang yang menghitungnya, niscaya ia dapat menghitungnya."
(Mutta-faq'alaih)
13. Tidak Membicarakan Semua Yang Didengar
Abu Hurairah ra berkata : "Rasulullah SAW telah bersabda, "Cukuplah menjadi suatu dosa bagi seseorang yaitu apabila ia membicarakan semua apa yang telah ia dengar."
(HR. Muslim)
14. Tidak Memotong Maupun Memonopoli Pembicaraan
Tunggulah hingga lawan bicara menyelesaikan pembicaraannya, jangan menyela atau memotong ucapannya. Tentunya hal ini akan membuat kesal dan tersinggung lawan bicara. Kita akan dianggap tidak memiliki etika jika memotong pembicaraan seseorang.
Terima Kasih atas kunjungannya.
Semoga Bermanfaat, Wassalam . . . .:D
0 komentar :